Monday, 7 February 2011

HELPLESSNESS

HELPLESSNESS

Apakah Anda pernah mengalami hal ini : merasa lemah, lesu dan tidak bisa berpikir dan beraksi, karena banyaknya masalah. Lemah dan lesu yang Anda alami selain mungkin karena kurang darah, juga karena rasa tidak berdaya atau Helplessness.
Helplessness jika tidak ditangani segera maka akan berkembang menjadi sikap pesimis. 
Seorang tokoh terkenal dalam dunia psikologi - Martin Seligman, pernah mengadakan penelitian dengan hewan anjing untuk meneliti helplessness ini. Hewan anjing itu dimasukkan ke dalam kerangkeng yang lantainya dialiri listrik. Awalnya hewan itu bisa keluar. Tapi kemudian satu – satunya pintu keluar ditutup. Namun kerangkeng terus diberikan aliran listrik. Hingga setelah sekian lama, hewan itu merasa bahwa sudah nasibnya hidup dalam kerangkeng berlistrik, maka hewan itupun menghentikan usahanya untuk keluar dari kerangkeng itu dan tetap duduk ditempatnya sambil terus mengerang kesakitan  menerima nasibnya disengat aliran listrik. Tak lama kemudian, pintu peluang keluar, dibuka kembali. Apa yang terjadi? Karena merasa tidak ada gunanya mencoba berusaha keluar, maka anjing itu tetap duduk diam saja, tanpa berusaha mencoba keluar. 

Dari dua hal tadi bisa dikatakan bahwa selalu ada pilihan dalam situasi apapun jika kita mau mencarinya. Lalu jika usaha pertama yang kita lakukan gagal, bukan berarti kita harus menerima begitu saja keadaan itu dan terus-menerus menderita. Nah jika kita berada dalam situasi tidak menyenangkan dan kita tidak berusaha keluar dari situasi itu, maka itulah Helplessness.

Sejak helplessness itu dekat sekali kaitannya dengan pesimisme maka kita harus juga mengenal 3 P yang menjadi ciri utama dari seorang pesimis, yaitu :
  •  P pertama adalah Permanent. Orang pesimis selalu melihat masalah yang dihadapinya ini tetap akan selalu ada menempel dalam hidupnya. 
  • P berikutnya adalah Pervasive, yang artinya mereka menganggap bahwa masalah mereka akan menyentuh seluruh aspek dalam kehidupannya. 
  • P yang terakhir adalah Powerless. Orang pesimis selalu merasa lemah dengan masalah mereka dan cenderung membiarkan masalah tersebut berlarut – larut. 


Untuk mengubah diri menjadi pribadi yang OPTIMIS, maka apa yang menjadi orang pesimis (3P) harus dibalik. Ketika orang pesimis melihat masalah yang dihadapinya itu untuk selamanya, segera ubah anggapan itu. Lihatlah bahwa masalah yang kita alami sekarang ini hanya untuk sementara. Lalu ketika orang pesimis bahwa masalahnya mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, orang optimis akan dengan sadar memilih untuk memberi batasan pada masalahnya agar tidak mencampuri aspek kehidupan lainnya. Dan jika orang pesimis merasa lemah dengan masalah mereka, kita sebagai orang optimis harus kuat menghadapi masalah dan putuskan untuk beraksi menyelesaikan masalah kita. 

Pilihlah secara sadar solusi untuk masalah kita. Dan tetap focus pada solusi itu. Karena akan lebih baik kita sendiri yang memilih situasi kita, daripada orang lain yang memilihkannya. Bagaimana dengan Anda ?

BERANILAH

Jangan menunggu senyuman, baru mau berbuat baik
Jangan menunggu dicintai, baru mau mencintai
Jangan menunggu kesepian melanda, baru menghargai persahabatan
Jangan menunggu pekerjaan terbaik, baru mau sungguh bekerja
Jangan menunggu mendapatkan banyak, baru mau berbagi
Jangan menunggu kegagalan tiba, baru ingat nasihat - nasihat
Jangan menunggu kesulitan muncul, baru mau percaya dengan doa
Jangan menunggu adanya waktu, baru mau melayani
Jangan menunggu orang lain terluka, baru mau meminta maaf
Jangan menunggu…, karena kamu tak tahu berapa lama waktumu
Jangan menunggu…, beranilah !

“Life is a Daring Adventure or Nothing”

-----------
Semoga bermanfaat
Salam.
[dari berbagai sumber]

No comments:

Post a Comment